Dalam karya tulisnya, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham menuliskan artikel menarik. "Mengapakah Pelanggan Pergi?" Setelah diprosentasekan, ternyata 1% pelanggan pergi karena meninggal dunia. 3% lainnya karena pindah, mungkin keluar kota atau pindah rumah ke tempat yang lebih jauh. Sementara itu 5% karena punya relasi lain. Sementara itu, 9% karena persaingan harga atau promosi. Dan, 17% karena tidak puas dengan produk yang dihasilkan. Sedangkan 65%, pelanggan pergi karena sikap tidak peduli dari para karyawan terhadap customer yang datang. Penelitian lain pernah dilakukan Standford University. Hasil penelitian itu dituliskan demikian. Kesuksesan seseorang dalam usaha 12,5% ditentukan oleh pengetahuan tentang produk yang dijual. Tetapi 87,5% dihasilkan dari kemampuan menjalin relasi dengan orang lain. Apa yang dapat dipelajari dari hasil penelitian ini? Ternyata, sikap menentukan sukses tidaknya seseorang dalam hidupnya.
Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang tidak mau menjadi Kristen. Mengapa? Bukan karena ajaran Tuhan Yesus tidak memikat hati. Bukan pula karena mukjizat tidak kunjung datang. Tapi, persoalannya adalah sikap orang Kristen tidak mencerminkan sikap Kristen sejati. Kalau orang dunia korupsi, orang Kristen juga ikut-ikutan korupsi. Kalau orang dunia selingkuh, banyak pula orang Kristen berlaku sama. Bahkan, yang menyandang predikat pelayan Tuhan. Lalu, sulit membedakan mana yang Kristen dan mana yang bukan. Ini ‘kan repot! Oleh karena itu, rasul Paulus menegaskan, “Jangan kamu serupa dengan dunia ini.” Orang Kristen harus tampil beda. Maksudnya, bukan berarti kalau jadi Kristen lalu eksklusif tidak mau bergaul lagi dengan yang lain. Bukan itu maksudnya! Yang dimaksud jelas. Berbedalah dalam bersikap! Jangan pakai cara dunia yang telah rusak ini.
Sebagai suratan Kristus yang memancarkan kasih Tuhan, hendaknya kita menjaga sikap. Tujuannya jelas agar dunia ini dibawa kepada kasih Tuhan. Dan, bukan sebaliknya, menjauhkan orang kepada kasih Tuhan. Kadang, tidak perlu banyak khotbah. Mengapa berkata demikian? Sebab khotbah yang sesungguhnya adalah diri orang Kristen itu sendiri.
Kita Menunjukkan bahwa Kitalah Ikon Kristus
di Dunia ini.